kau terbit,
kemudian tersenyum padaku
kau bersinar,
menerangi hari-hariku
kau terbit,
dikala aku butuh
kau bersinar,
menghangatkan diriku
matahari..
begitulah aku memanggilmu, dulu
lalu kau sebut aku bulanmu
matahari..
aku bukan pembuat puisi sepertimu
aku tak pandai merangkai kata-kata menjadi indah layaknya kau
masih ingatkah kamu ketika aku memintamu jgn pernah tenggelam?
jangan pernah biarkan aku hidup dalam kegelapan?
karena bulan pun tak bercahaya,
melainkan hanya memantulkan sinarmu
namun kini..
kamu memilih untuk tenggelam
lalu bagaimana bulanmu?
ia tak lagi menghiasi langit malam,
karena tak ada lagi yang bisa ia pantulkan
pernah orang bilang..
matahari & bulan tak pernah satu
tp aku selalu yakin,
akan saling melengkapi
aku tak ingin menyebutmu bintang,
karena bintang terlalu banyak
sedang matahari hanya satu
ya, hanya satu
tidak ada lagi siang
hanya malam yg tersisa,
bahkan tanpa bulan
karena ia telah tertutup awan hitam
untukmu, matahariku....
kemudian tersenyum padaku
kau bersinar,
menerangi hari-hariku
kau terbit,
dikala aku butuh
kau bersinar,
menghangatkan diriku
matahari..
begitulah aku memanggilmu, dulu
lalu kau sebut aku bulanmu
matahari..
aku bukan pembuat puisi sepertimu
aku tak pandai merangkai kata-kata menjadi indah layaknya kau
masih ingatkah kamu ketika aku memintamu jgn pernah tenggelam?
jangan pernah biarkan aku hidup dalam kegelapan?
karena bulan pun tak bercahaya,
melainkan hanya memantulkan sinarmu
namun kini..
kamu memilih untuk tenggelam
lalu bagaimana bulanmu?
ia tak lagi menghiasi langit malam,
karena tak ada lagi yang bisa ia pantulkan
pernah orang bilang..
matahari & bulan tak pernah satu
tp aku selalu yakin,
akan saling melengkapi
aku tak ingin menyebutmu bintang,
karena bintang terlalu banyak
sedang matahari hanya satu
ya, hanya satu
tidak ada lagi siang
hanya malam yg tersisa,
bahkan tanpa bulan
karena ia telah tertutup awan hitam
untukmu, matahariku....
0 komentar on "untukmu, matahariku"
Post a Comment