Malam itu seperti malam2 yang lainnya. tak ada perasaan berbeda ataupun suatu pertanda buruk yg mengusik perasaanku. aku ke masjid, mengajar Iqra & mengaji adik2 kecil. seusai kelas, seperti biasa, aku mengambil hp dari dalam tas & melihat banyak pesan yang masuk ternyata. aku membuka pesan singkat yg dikirim oleh ifan, sahabatku sejak SMA, isinya, "kabar duka, wali kelas tercinta ibu suryani meninggal karena sakit, mohon doa restunya kawan". lemas seketika. tidak percaya dengan apa yg barusan kubaca. kubuka bbm, yg ternyata......juga berisi berita duka yg sama, hanya pengirim2nya yg berbeda.
pamit dengan pengajar lain, aku berjalan ke mobil, masuk dan duduk terdiam. setelah beberapa saat aku mengemudikan mobil dan pulang ke rumah.
Ibu Suryani, bunda kami, akselerasi 2 SMAN 2 Tangerang Selatan, telah berpulang ke rahmatullah. aku tak bisa lagi menahan air mata. tiba2 teringat senyum beliau yg selalu tulus, sapaan beliau, juga canda tawanya. beliau adalah orang yg sangat sabar, selalu semangat. orang yg selalu tersenyum menghadapi kenakalan 26 siswanya. aku masih ingat ketika Ibu bilang bahwa ia sempat ditegur guru lain krn kenakalan kami di kelas. lampu yg pecah krn salah 1 temanku bermain bola di kelas. lemari kaca pun juga pernah pecah. tapi Ibu tidak pernah marah sekalipun terhadap kami, tidak pernah meninggikan nada suaranya. Ibu sering mendapati kami saling menyontek saat ujian, tapi saat kami menoleh, beliau hanya tersenyum. tidak merobek kertas ulangan kami, tidak pula menyuruh kami keluar kelas, bahkan tidak menegur kami. aku ingat beliau hanya bilang, "ayo kerjakan sendiri ya, Ibu tau kalian pasti bisa kok. anak2 Ibu kan pinter2". itulah bunda kami. beliau selalu memotivasi kami untuk terus bangkit dan berjuang. melawan rasa malas untuk belajar.
Ibu, beberapa hari terakhir saya sempat kepikiran Ibu. saya ingin bertemu Ibu, lama kita gak ngobrol2 yah, Bu? :') saya baru kepikiran, saat ada acara di sekolah nanti saya mau ketemu Ibu. tapi ternyata.... sampai akhir hayat Ibu pun, saya belum bisa nemuin Ibu. ingin rasanya mencium tangan Ibu, sama seperti saat kita berpapasan waktu saya SMA dulu, Bu. tapi sayang yah Bu, keinginan aku gak kesampaian :') maaf Ibu, aku baru nemuin Ibu satu kali sejak kelulusan. aku kangen loh Bu dipanggil "mbak Bianda" sama Ibu. saya belajar kembali tentang DNA - RNA, Bu, di kampus. saya baru kepikiran nyesel banget rasanya ga dengerin Ibu waktu dulu. soalnya dari dulu sampai sekarang saya ga ngerti loh, Bu. saya ingin cerita ke Ibu tentang itu & saya tahu, Ibu pasti akan tertawa mendengarnya.
pernah 1 kali Ibu mengeluh sering lemas, Ibu pernah cerita kpd kami kalau Ibu punya penyakit gula darah. dan saya tidak pernah menyangka, penyakit inilah yang akhirnya menemani Ibu sampai akhir. separah itukah, Bu? tapi Ibu tidak pernah mengeluh, kami tidak pernah tahu bahwa ternyata memang parah.
Ibu, saya beserta 25 teman yg lain ingin mengucapkan terimakasih banyak untuk semua hal yg pernah Ibu berikan kepada kami. tidak hanya tentang glikolisis, mitosis meiosis, transkripsi translasi DNA - RNA, atau pun antigen. tetapi untuk semua ilmu. ilmu tentang kehidupan yg tidak akan pernah kami dapatkan secara formal dari sekolah. Bu, dari atas sana, Ibu bisa lihat kami kan? kami semakin dekat mencapai cita - cita kami. semua itu tidak luput dari kerja keras dan dorongan Ibu. ucapan terimakasih tidak akan pernah bisa membayar semua yg telah Ibu beri. kami semua sangat sayang sama Ibu Suryani, tapi kami yakin Allah lebih sayang sama Ibu :')
Selamat Jalan Bunda Kami Tersayang, semoga amal ibadahmu selalu menerangi tempat tidurmu kini. Selamat Beristirahat dengan Tenang Wahai Malaikat Tanpa Sayap Pelindung Kami ♥